Tulisan ini saya
buat spontan, setelah mengetahui peristiwa kebakaran Pasar Senen, Jakarta
(19/01/2017). Dan seketika ingatan melompat dan mengetuk urat syaraf untuk
membuka folder lama yang bertumpukan dan bercampur dengan file-file litelatur
favorit lainnya. Agak berserakan namun ingatan ini terus memandu hingga ketemu.
Nha. Ini dia.
Sebuah bangunan pasar,
meskipun saya sendiri belum pernah mengunjunginya secara langsung, namun
melihat dari pelbagai litelatur yang bertebaran di dunia maya, pasar ini
sungguh istimewa. Beberapa ulasan menarik dapat ditemukan mengenai pasar ini,
terlebih untuk kondisi pasar itu sendiri. Namun dalam file ini lebih cenderung
mengarah ke sudut pandang arsitektural.
Peristiwa
kebakaran yang menimpa bangunan pasar khususnya pasar tradisional di Indonesia
cukup menjadi masalah klasik, ada celetukan nakal bahwa memang pasar itu
sengaja di bakar untuk dibangun kembali. Namun kebenaran akan hal itu biarlah
mereka ceritakan sendiri. Di sini saya ingin menyoroti tentang kenakalan
seorang perancang, yang dengan jeniusnya menciptakan sebuah program ruang untuk
menciptakan sebuah kolam renang di lantai atas sebuah bangunan pasar.
Pasar Atum, Surabaya. Berdiri sejak tahun 1972, keberadaan kolam renang di lantai atas inilah yang
menjadi pembeda dengan pasar lainnya.
Sang perencana dengan cermat mempertimbangkan keberadaan kolam renang
ini, bukan dalam rangka untuk hiburan, namun lebih cenderung untuk cadangan air
yang sewaktu-waktu terjadi kebakaran, mengingat lokasi pasar dalam
perkembangannya akan berdampak pada keramaian di sekitar pasar yang
berakumulasi menjadi sebuah kemacetan yang wajar. Pemikiran runtut dari sang
perencana dalam memperkirakan kondisi yang akan terjadi serta meminimalisir
kemungkinan-kemungkinan yang tidak dikehendaki sudah sepatutnya untuk dikaji
lebih dalam atau mungkin bisa jadi menjadi kiblat dari perencanaan bangunan
pasar di Indonesia.
Sangat tenang
dan sejuk. Sesederhana parasnya dan jauh dari kemerisik arus deras perarsitekturan,
dengan displin yang matang, ia justru diam-diam menyelinap mendekati tanah.
Membumi. Pak Harjono Sigit, beliaulah perancang sederhana pasar tersebut. Sehat
terus pak, hormat saya.
Sumber referensi dan gambar: http://ayorek.org/harjonosigit#sthash.kg2tLABm.dpbs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar