Pembangunan yang masif di
perkotaan mengakibatkan lahan-lahan semakin habis. Warga yang tinggal di daerah
kampung kota seringkali menjadi korban pembangunan yang kapitalis. Ruang-ruang
publik semakin hilang, mengakibatkan warga terpaksa beraktivitas di koridor-koridor
gang. Rujak Uleg adalah sebuah bangunan
kolaboratif, yang mengambil makna filosofi dari makanan tradisional Indonesia.
Rujak Uleg sendiri adalah makanan salad yang terdiri dari berbagai macam buah
dan sayuran. Rujak Uleg, dalam konteks
arsitektur diterjemahkan ke dalam sebuah ruang interaksi, sosialisasi dan ruang
kolaborasi bagi warga (khususnya pemuda) yang majemuk untuk mampu beraktivitas
dan juga menjadi lebih produktif.
Bangunan ini mencoba hadir dalam
kemajemukan dan mengisi sisa-sisa antara bangunan yang terlebih dulu tumbuh, ia
hadir dengan semangat baru dan mengedepankan partisipasi serta semangat gotong
royong dalam pembangunannya, hal ini terlihat dari pemilihan material bangunan
yang didominasi oleh bambu.
Kontributor & Dokumentasi:
Adam Sapta Maulida
Graphic Designer - Illustrator - Architecture Student
Faculty of Vocational and Engineering
Indonesia University of Education
Graphic Designer - Illustrator - Architecture Student
Faculty of Vocational and Engineering
Indonesia University of Education
Tidak ada komentar:
Posting Komentar