Wudhu adalah salah satu cara
menyucikan anggota tubuh dengan air. Seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan
melaksanakan shalat. Berwudhu
bisa pula menggunakan debu yang disebut dengan tayammum. Hal
ini berkaitan dengan fasilitas sanitasi untuk penggunaan umum berkembang
bersama dengan mobilitas manusia global. Tidak terbatas pada satu negara,
fasilitas sanitasi umum harus dapat melayani berbagai kebiasaan, budaya, dan
kebutuhan. Berwudhu juga tidak terlepas dari sumber daya alam, yakni air
sebagai instrument utamanya. Di beberapa negara, air merupakan masalah yang
sangat vital, bahkan tak jarang menjadi barang komoditas yang mahal hingga
munculnya berbagai macam inovasi teknologi yang berkaitan dengan air, baik
cara mengolah maupun menghematnya. Budaya hemat air belum begitu populer di
negara yang (masih) kaya sumber daya airnya, meskipun krisis akan air bergerak
secara massif menghantui sebagian negara-negara maju dan berkembang yang belum
siap secara infrastruktur dan mendorong perilaku hemat energi.
Hour Glass sendiri tak lebih dari gagasan dalam merespon isu di atas melalui desain ruang wudhu. Mengupayakan prinsip keberlanjutan tentang tata kelola air dan hemat energi. Terkait olah bentuk modul hour glass manifestasi dari jam pasir yang secara psikologis mengingatkan tentang waktu yang kaitannya sangat erat dengan kegiatan ibadah sholat itu sendiri. Selain itu jam pasir juga mengadopsi prinsip dasar hemat energi dalam penggunaannya. Dari sanalah hourglass ditransformasikan menjadi modul-modul utama pada ruang wudhu, yang mencakup fungsi, struktur dan estetika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar